Together for Bali

Pandemi memberikan dampak yang luar biasa, terutama untuk masyarakat Bali yang mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pariwisata sebagai penyokong perekonomian terbesar di Bali. Menurut data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah menyebutkan bahwa masyarakat di Bali mengalami penurunan pendapatan sebesar 40,67 persen akibat pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali secara resmi pada Agustus 2020 juga merilis tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,63%, naik secara siginifikan dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 1,57%.

Pandemi memberikan dampak yang luar biasa, terutama untuk masyarakat Bali yang mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pariwisata sebagai penyokong perekonomian terbesar di Bali. Menurut data resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah menyebutkan bahwa masyarakat di Bali mengalami penurunan pendapatan sebesar 40,67 persen akibat pandemi Covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali secara resmi pada Agustus 2020 juga merilis tingkat pengangguran terbuka sebesar 5,63%, naik secara siginifikan dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 1,57%.

Berawal dari rasa prihatin dan kepedulian untuk sedikit meringankan dengan membantu memberikan salah satu kebutuhan pokok yaitu pangan, maka pada 4 April 2020, untuk pertama kalinya, Nyoman Satya Wibhawa dan Isyanita Tungga Dewi membentuk komunitas yang diberi nama Aku For Bali dengan kegiatan utamanya Razia Perut Lapar.

Pada awal-awal kegiatan ini pasangan suami istri ini memasak secara mandiri 200 bungkus nasi yang secara rutin dibagikan setiap hari Senin dan Kamis, yg kemudian karena banyak permintaan menjadi setiap hari.

Dalam kurun waktu yang bersamaan, beberapa teman dikoordinasi oleh Indah Kalalo, Fitri Supardi, Tamara Leihitu dan beberapa sukarelawan membentuk komunitas sejenis bernama Nasi Bungkus Tetangga (NBT) dengan kegiatan membagikan nasi bungkus kepada orang-orang sekitar. Yang membutuhkan.

Atas dasar persamaan visi misi dan keinginan untuk membantu sesama maka kedua komunitas ini berkolaborasi untuk memberikan impact yang lebih luas, yaitu dengan memasak dan membagikan nasi bungkus dengan jumlah hingga 1.000 bungkus yang dibagikan hamper setiap hari.

Seiring dengan berjalannya waktu, dan berkat dukungan dari berbagai pihak, kegiatan ini berkembang tidak hanya membagikan nasi bungkus namun juga melakukan pembagian sembako, melakukan bedah rumah, bantuan pengobatan, Pendidikan, dsb. Untuk cakupan area juga semakin luas, tidak hanya di kabupaten Denpasar dan badung namun hingga area-area pelosok seperti Buleleng, Sidemen, Nusa Penida dan Nusa Lembongan, dsb. Hingga pada akhirnya, 29 November 2021 kami sepakat untuk melegalkan komunitas kami menjadi Yayasan Aku For Bali dan tercetus gerakan #TogetherForBali.

nurse-holding-senior-man-s-hands-comfort